-->
Pertanyaan : 1. Apa yang melatar belakangi terjadinya reformasi ?
2. Sebutkan tokoh-tokoh dibalik reformasi ?
Pemerintahan Soeharto akhirnya jatuh Mei 1998 sehingga
Indonesia memasuki tonggak sejarah baru, yaitu orde reformasi. Kejatuhan
rezim Soeharto diawali krisis moneter sejak Juli 1997. Mata uang rupiah
dan negara-negara Asia Tenggara terpukul. Pada tanggal 1 Agustus 1977 nilai
rupiah turun dari Rp 2.575 menjadi Rp 2.603 per dolar AS. Kemudian, 1 Desember
1997 menjadi Rp 5.000 per dolar AS. Pada Maret 1998 terpuruk hingga Rp 16.000
per dolar AS. Krisis moneter tersebut membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia
menjadi 0%, bisnis lesu dan 16 bank dilikuidasi.
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang ke-6 akhirnya
kandas, padahal Soeharto mencanangkan tahapan“tinggal landas”, dari negara
agraris menuju negara industri kandas pada tahun 1994-1999. Peristiwa yang
mempercepat jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan muculnya reformasi adalah
presiden Soeharto menghadiri KTT G-15 di Kairo padahal kondisi dalam
negeri sedang krisis.
Empat mahasiswa Trisakti pada tanggal 13 Mei 1998 menjadi
korban aparat, kemudian dianugerahi sebagai Pahlawan Reformasi. Mahasiswa
yang gugur dalam peristiwa Trisakti pada tahun 1998 tersebut adalah Elang
Mulia Lesmana, Hery Hartanto, Hadifin Royan, Hendriawan Sie. Gerakan reformasi
yang dimoroti unjuk rasa mahasiswa berhasil memaksa Presiden Soeharto yang
tercatat sebagai presiden terlama selama lebih 30 tahun akhirnya turun dari
jabatannya. Soeharto terpilih untuk ketujuh kalinya pada Sidang Umum MPR maka
ia menjadi presiden tersingkat di dunia yaitu 3 bulan dari Maret hingga Mei
1998. Agenda reformasi yang disuarakan mahasiswa, yaitu:
1.Adili Soeharto dan kroninya
2.Amandemen UUD 1945
3.Penghapusan dwifungsi ABRI
4.Otonomi daerah yang seluas-luasnya
5.Supremasi hukum
6.Pemerintahan yang beabs dari KKN (koeupsi, kolusi,
nepotisme)
Gerakan reformasi pun menuntut pembaharuan lima paket
UU politik yang
dianggap menjadi sumber ketidakadilan, antara lain UU NO.1 Tahun 1985 tentang
pemilihan umum.
Sebelum Presiden Soeharto menyatakan berhenti pada 21 Mei,
ada peristiwa pembentukan Komite Reformasi pada 19 Mei 1998 yang
diprakarsai Presiden Soeharto sebagai hasil rembugan dengan 10 orang tokoh
bangsa di Istana Negara. Sepuluh tokoh yang dianggap sebagai tokoh nasional dan
diajak Soeharto berunding antara lain : (1) HM. Cholil Badawi (Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia), (2) KH. Ali Yafie (MUI), (3) Malik Fadjar (4) Soetrisno
Muhdam (Muhammadiyah), (5) Abdurahman Wahid, (6) KH. Ma’ruf Amin (NU), (7) KH.
Abdurahman Nawi (Ulama Betawi), (8) Nurcholish Madjid, (9) Emha Ainun Nadjib
(Cendekiawan Muslim, dan (10) Yusril Ihza Mahendra (Ahli Hukum Tata Negara).
Didampingi sepuluh tokoh ini Presiden Soeharto mengumumkan terbentuknya Komite
Reformasi yang disebut Soeharto sebagai memenuhi tuntutan reformasi yang telah
digelorakan seluruh elemen rakyat Indonesia. Namun, publik tetap menolaknya.
Tampilnya B.J. Habibie sebagai presiden RI menggantikan
Soeharto adalah konstitusional, dasar hukumnya adalah UUD 1945 pasal 8.
Meskipun Pemilu tahun 1999 merupakan pemilu pertama masa reformasi
yang diikuti oleh 48 partai politik. Pemerintahan B.J. Habibie berupaya
memenuhi tuntutan reformasi dengan membentuk kabinet yang dikenal dengan
nama Kabinet Reformasi Pembangunan. Provinsi Timor Timur lepas dari NKRI
melalui referendum 30 Agustus 1999. Akhirnya, laporan pertangungjawaban
Presdien B.J. Habibie ditolak karena masalah Timor Timur tersebut.
Tampilnya Abdurrahman Wahid sebagai Presdien RI menggantikan
B.J. Habibie tahun 1999 diajukan oleh “Poros Tengah” yang merupakan aliansi
partai-partai Islam seperti PPP, PAN, PKB.
Kabinet yang berhasil dibentuk oleh presiden Abudrrahman
Wahid disebut Persatuan Nasional. Ketika Abdurrahman Wahid menjabat
presdien Indonesia, ada beberapa kebijakannya yang utama, yaitu: mendorong
pluralisme dan keterbukaan, memperbolehkan Partai Komunis hidup kembali,
memutuskan Irian Jaya dinamakan Papua kembali, mengizinkan umat Cina Konfusius
untuk merayakan perayaan secara terbuka. Faktor yang memengaruhi dipercepatnya
Sidang Istimewa pada tahun 2001 dengan agenda memberhentikan Presiden
Abdurrahman Wahid adalah dekrit pembubaran legislatif.
Stabilitas politik mulai terjaga para era Megawati karena
Megawati tidak seperti Gus Dur berani tidak popular dengan mengambil kebijakan
yang kontroversial. Namun, prestasi Megawati yang dapat kita nikmati
sampai sekarang, yaitu lahirnya lembaga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dibentuk
pada tahun 2003. Kemudian, bandul reformasi berlanjut dengan pemilihan
presiden langsung . Presiden SBY yang menjabat sejak 2004 dipilih secara
langsung oleh rakyat Indonesia. Kemudian, SBY membentuk Kabinet
Indonesia Bersatu.
Powered byEMF HTML Contact Form
Tidak ada komentar:
Posting Komentar